Kamis, 29 September 2011

AKU PERCAYA AKAN ROH KUDUS

Salah satu Ungkapan Iman Kita dalam Credo 

            Apakah kita sering berdoa kepada Roh Kudus ? Harus diakui bahwa kita jarang berdoa kepada Roh Kudus. Kalaupun berdoa, barangkali kita mendoakan doa-doa resmi seperti Kemuliaan (doxologi), novena Roh Kudus, veni creator (Datanglah Roh Pencipta). Doa-doa spontan dan pribadi lebih sering kita tujukan kepada Allah Bapa, Yesus Kristus, dan bunda Maria. Pribadi Roh Kudus seakan jauh sekali dari kita.
            Iman Gereja akan Roh Kudus terungkap dengan jelas dalam credo para rasul dan credo panjang yang berasal dari syahadat Nikea-Konstantinopel. Syahadat dibagi ke dalam tiga bagian menurut iman Gereja akan Allah Tritunggal, yaitu Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Jadi, iman Gereja kepada Roh Kudus dirumuskan dalam bagian ketiga.
            Bagian ketiga syahadat panjang kita awali dengan rumusan iman :”Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan”. Kata “Tuhan” yang dikenakan pada Roh Kudus menunjuk kepada keallahan Roh Kudus. Artinya Roh Kudus itu juga Allah. Roh Kudus bukan sekedar karunia kehidupan, melainkan yang memberi kehidupan. Ia adalah Tuhan yang menghidupkan. Ia tidak dijadikan atau diciptakan oleh Bapa, maka Ia bukan ciptaan, melainkan Ia keluar atau berasal dari Bapa sebagaimana dikatakan Yoh 15:26. Karena Roh Kudus itu juga Allah,maka Ia juga disembah dan dimuliakan. Sebab, tindakan penyembahan dan pemuliaan dalam tradisi biblis dan teologis selalu dimengerti sebagai tindakan yang hanya ditujukan kepada Allah.
            Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pribadi Roh Kudus, kita dapat merenungkan nama-nama yang digunakan untuk menyebut Roh Kudus dan lambing-lambang yang digunakan untuk menggambarkan-Nya.
“Roh Kudus” adalah nama yang diberikan kepada pribadi ketiga dalam Tritunggal Mahakudus oleh Yesus sendiri (Mat 28:19). Dia adalah napas Allah yang memberikan kehidupan. Dia juga disebut “Paracletus” karena Dia merupakan pembela kita di hadapan Bapa. Dia disebut “Roh Kebenaran” karena Dia merupakan sumber kebenaran dan mewahyukan semua kebenaran lewat para murid Yesus, dengan mengingatkan mereka “segala sesuatu yang diajarkan oleh Yesus.”
            Lambang-lambang yang digunakan untuk melukiskan Roh Kudus diantaranya adalah air (sebagai lambing hidup baru), api (tenaga yang mengubah), awan dan cahaya (suatu kemuliaan,kadang-kadang terselubung,kadang-kadang terbuka), sebuah materai (suatu kesan dalam jiwa yang tidak akan terhapuskan). Masing-masing lambing memberikan kepada kita pemahaman baru mengenai peranan dari Roh Kudus.
            Roh sudah aktif sejak dari awal penciptaan dalam kisah tentang hubungan Allah dengan anak-anak-Nya. Dia melayang-layang di atas permukaan air, demikianlah yag dikisahkan dalam awal Kitab Kejadian. Dia hadir dan aktif dalam penciptaan, pada saat penebusan dijanjikan, dan dalam penampakan-penampakan Allah yang penting dalam Perj.Lama. kita menjumpainya dalam saat-saat kritis dalam sejarah bangsa Israel, dalam banyak nubuat mengenai kedatangan Mesias, dan dalam persiapan terakhir untuk menyambut kelahiran Yesus. Dia aktif dalam masa persiapan Kristus sebelum tampil di muka umum, dalam hidup Kristus, dalam kematian dan kebangkitanNya, serta pada waktu Dia mendirikan Gereja-Nya pada hari Pentakosta, Dia melanjutkan peranannya untuk memberikan kehidupan selama sepanjang sejarah. Bahkan sampai masa kini pun, Roh Kudus tetap membangun, mengurapi dan menguduskan Gereja.

Karunia-karunia Roh Kudus
            Secara tradisional istilah “karunia-karunia Roh Kudus” digunakan untuk menyebut tujuh macam karunia Roh, yaitu hikmat atau kebijaksanaan, pengertian, nasehat, keperkasaan, pengenalan akan Allah, kesalehan, dan takut akan Allah. Ketujuh macam karunia Roh Kudus itu bertitik tolak dari Yesaya 11:2, yang berbunyi “Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN”. Kemudian pada abad 2-3 M kelompok Septuaginta menambahkan roh kesalehan, agar jumlah karunia Roh Kudus menjadi tujuh, simbol kepenuhan dan kesempurnaan.
1) Roh Hikmat, membantu kita untuk mengenal perkara-perkara Allah dan menilai segala sesuatu menurut “kacamata” Allah. 2) Roh pengertian, memampukan akal budi kita untuk mengenal keagungan Tuhan, memahami kebenaran ilahi dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. 3) Roh Nasihat, membantu kita agar dapat menilai dan mengambil keputusan secara tepat dan memilih jalan yang paling aman dan berkenan pada Allah. 4) Roh Keperkasaan, menguatkan kehendak kita agar tekun dalam iman, berani menanggung resiko sebagai orang Kristen, dan memikul salib kita. Sering kita mempunyai niat baik, namun pelaksanaannya sering berbeda karena kemalasan, dll. Roh keperkasaan akan membantu kita mewujudkan niat baik kita. 5) Roh Pengenalan, membantu kita untuk mengenal Tuhan dan diri sendiri. Selain itu kita dibantu mengenal ciptaan sebagai hal yang sementara sehingga kita tidak terbuai atau lekat padanya. 6) Roh Takut akan Allah mengajar kita untuk menghormati Allah dengan penuh cinta dan memperbesar kejijikan terhadap dosa.Dengan karunia Roh ini kita semakin percaya pada Allah dan semakin rendah hati karena menyadari kedosaan kita. 7) Roh Kesalehan akan menyembuhkan hati kita yang keras agar makin terbuka untuk mencintai Allah dan sesama. Kita lebih mudah bersyukur terhadap pemberian-pemberian Allah. Terhadap sesama, kita dibantu untuk bersikap murah hati.
Santo Bonaventura melihat bahwa ketujuh Karunia Roh Kudus itu dapat menghancurkan ketujuh cacat jiwa/ dosa pokok yang sering mengincar kita. Roh hikmat menghancurkan kemewahan yang berlebihan ; Roh Pengertian menghancurkan kerakusan (akan makanan); Roh Nasihat menghancurkan keserakahan (akan harta benda); Roh Keperkasaan menghancurkan kemalasan; Roh Pengenalan menghancurkan kemarahan; Roh takut akan Allah menghancurkan kesombongan; dan Roh Kesalehan menghancurkan iri-hati.
           
Buah- Buah Roh Kudus
            Buah-buah Roh Kudus menurut arti rohani menunjuk hasil atau akibat karya Roh Allah dalam hidup orang Kristiani yang dapat disadari dan dirasakan oleh orang lain. L.Cerfaux menerjemahkan buah-buah roh itu dengan kata “hasil penenan Roh Kudus”.
            Dalam Gal 5:22-23 Paulus berkata Buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera,kesabaran,kemurahan,kebaikan,kesetiaan,kelemahlembutan,penguasaan diri.” Di tempat lain Paulus juga menguraikan buah Roh Kudus. “Keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan” (1Tim 6:11). “Kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rm 14:17). Surat Efesus juga menyebut beberapa buah Roh Kudus :”kebaikan,keadilan, dan kebenaran” (Ef 5:9).
            Berbeda dengan karunia Roh yang memang hanya dianugerahkan oleh Allah, buah-buah Roh Kudus tidak muncul dengan sendirinya. Buah-buah Roh Kudus hanya timbul dan ada karena manusia menanggapi secara positif tawaran karya Roh Kudus itu. Itu bukan berarti bahwa manusia sendiri yang menghasilkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,kebaikan, kesetiaan , dst. Semua buah tersebut bukan jerih payah dan usaha manusia pribadi, melainkan buah karya roh Kudus. Akan tetapi, buah karya Roh Kudus itu tidak mungkin terwujud jikalau manusia menolak dan tidak memberi tempat atau ruang kepada Roh Kudus dalam hidupnya.
Bagi Paulus orang-orang Kristiani adalah orang-orang yang sudah ditebus dan dibenarkan berkat iman kepada Yesus Kristus (bdk.Rm 1:17). “Kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (Rm 5:1).Itu berarti berkat imannya orang Kristiani sudah hidup dalam Roh “yang dicurahkan di dalam hati kita” (Rm 5:5). Orang Kristiani sudah semestinya hidup dalam Roh dan menghasilkan buah Roh. Hidup baik dan menghasilkan buah roh merupakan konsekuensi logis dari seseorang yang sudah dibenarkan dan ditebus. Maka kehidupan orang Kristiani yang masih mengikuti keinginan daging tidak lagi sesuai dengan status baru orang Kristiani itu. Dalam Gal 5:19-21 Paulus menguraikan aneka buah perbuatan daging atau kuasa dosa. Argumentasi Paulus ialah “bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus” (Rm 6:11).
            Kita mungkin bertanya: kapan kita mengalami dan berjumpa dengan Roh Kudus ? Roh Kudus selalu ada dan berkarya di tengah dan di dalam diri kita. Kapan dan bagaimana ? Karya Roh Kudus tampak dalam komunitas kasih. Dimana ada persahabatan,damai,kemurahanhati,persatuan,belaskasih,kesabaran,kesetiaan,kelemahlembutan,pengampunan, pengertian, dan penguasaan diri, maka di sana Roh Kudus  sedang berkarya dan hadir. Sekali lagi: “dari buahnya pohon itu dikenal”. (Mat 12:33). Manifestasi Roh Kudus bisa spektakuler (mukjizat, bahasa roh, dll), namun bisa juga secara biasa, yakni dengan membimbing hati dan cara hidup seseorang.(LaodeDD)

Refleksi.
  1. Percayakah anda akan Roh Kudus dan segala karyanya dalam kehidupan anda ?
  2. Sejauh mana anda memberi ruang pada Roh Kudus untuk berkarya  dalam hidup anda ?
  3. Selama ini anda hidup menurut Roh atau menurut  daging? Mengapa ?
  4. Adakah cacat jiwa yang paling sering menggoda anda ? Apa niat anda mengatasi godaan itu ?
  5. Karunia Roh Kudus apa yang paling anda perlukan ?

Bagaimana Memilih Nyanyian Liturgi



Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1. Nyanyian Melayani seluruh umat. Liturgi itu merupakan perayaan bersama, demikian juga dengan nyanyian. Maka selera pribadi/ kelompok hendaknya mengabdi pada kepentingan umat (siapa yang berliturgi).
2. Melibatkan Partisipasi Umat Arti partisipasi sadar dan aktif. Walau kor dapat menyanyi sendiri, hendaknya nyanyian tsb membantu umat untuk menghayati perayaan liturgi dan ber-DOA.
3. Nyanyian Mengungkapkan MISTERI KRISTUS Tidak cukup: baik dan indah, namun dapat membawa umat pada pengalaman iman dan perjumpaan dengan Kristus.

4. Harus sesuai dengan MASA dan TEMA liturgi Hal ini akan memperdalam dan memperjelas misteri iman yang dirayakan.
5. Harus sesuai dengan hakekat masing-masing bagian. Tempat dan Fungsi nyanyian  Pembuka, Persiapan Persembahan, Komuni, dsb.
6. Pertimbangan PRAKTIS dan PASTORAL Praktis: kesiapan umat, lama/waktu, teks. Pastoral: membantu umat untuk doa?

Catatan:

1. Ingat pembagian TAHUN LITURGI Hari Raya, Hari Minggu (A, B, C)
2. Pedoman Pokok: “ Carilah nyanyian-nyanyian yang syairnya sesuai dengan bacaan-bacaan atau misteri ibadat yang dirayakan.

Langkah-langkahnya:

1. Baca: Injil, Bacaan I, dan Mazmur Tanggapan. Carilah Intinya.
2. Memilih Nyanyian Pembuka, Persiapan Persembahan, Madah Syukur, dan Penutup yang sesuai dengan Bacaan-bacaan tsb. Tidak perlu terikat pada pengelompokan yang diusulkan dalam buku nyanyian.
3. Bantuan Bacaan II Minggu Biasa: isi tidak selalu sesuai, diurutkan begitu saja. Adven, Prapaskah, Paskah, HR, Pesta: ketiganya saling berhubungan.

Masa Khusus -- Masa Biasa
4. Tangga Nada sama atau campur. Perhatikan urutannya. Misalnya: Prefasi  Kudus; atau tuhan Kasihanilah Kemuliaan.
5. Mei dan Oktober tidak sama dengan Maria. Ingat langkah no. 1, 2, dan 3 di atas (aman!).
6. Perhatikan juga ANTIFON-ANTIFON pada buku Misa.
7. Buat daftar dan komunikasikan kepada romo yang memimpin Perayaan Ekaristi

MELIHAT KATEGORI NYANYIAN
DALAM PERAYAAN EKARISTI

1. AKLAMASI
a. Alleluya
b. Kudus
c. Anamnesis
d. Amin Meriah
e. Doksologi pada Bapa Kami “Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya”.
2. NYANYIAN PERARAKAN
a. Nyanyian Pembuka
b. Nyanyian Komuni

3. MAZMUR TANGGAPAN
4. NYANYIAN “ORDINADIUM”
a. Tuhan Kasihanilah Kami (Kyrie)
b. Madah Kemuliaan (Gloria)
c. Doa Bapa Kami
d. Anak Domba Allah
e. Syahadat
5. NYANYIAN TAMBAHAN
a. Nyanyian Persiapan Persembahan
b. Madah Syukur sesudah Komuni
c. Nyanyian Penutup
d. Litani (eg. Doa umat)