Kamis, 20 Oktober 2016

SAKRAMEN PENYEMBUHAN


Yesus Kristus adalah dokter jiwa  dan tubuh kita. Ia telah mengampuni dosa orang lumpuh dan memulihkan kesehatannnya. Yesus menghendaki supaya Gereja melanjutkan karya penyembuhan dan penyelamatanNya dengan bantuan Roh Kudus. Karya ini juga dibutuhkan oleh anggota-anggota Gereja sendiri. Untuk itu ada dua sakramen penyembuhan : SAKRAMEN PENGAKUAN/TOBAT dan SAKRAMEN PANGURAPAN ORANG SAKIT.
Tujuan :
1.    Agar umat lebih memahami dan menghayati sakramen Tobat dan sak. Pengurapan Orang Sakit
2.    Membantu umat mempersiapkan diri dalam menerima rahmat Allah lewat sakramen tobat dan sak. Pengurapan orang sakit

A.    SAKRAMEN TOBAT
     Apa itu ?
Sakramen Tobat ialah pernyataan kerahiman Allah dalam Yesus Kristus terhadap warga-warga gereja yang telah berbuat dosa dan mau bertobat ( Luk 15:1-10; I Yoh 2:1-2). Orang yang berdosa adalah orang yang dengan sadar (menggunakan kehendak bebasnya) dan nekat menghina Allah atau memutuskan hubungannya  dengan Allah dan sesama. Orang yang bertobat, ialah orang yang mau berpaling kepada Allah karena menyesali kesalahannya, serta mempunyai niat yang sungguh akan memperbaiki sikap dan kelakuannya.
     Dasar Alkitabiah
    Yesus Kristus memperdamaikan kita dengan Allah melalui misteri kematian dan kebangkitanNya ( Rm 5:10). Ia mengutus para rasul untuk melanjutkan pelayanan ini dalam  Gereja dengan mengatakan : “ Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu  menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.”(Yoh 20:22-23)
     Mengapa Sakramen Tobat perlu !
    Di hadapan kemuliaan Allah, manusia merasa dirinya Tidak pantas mendekatinya. Seperti Petrus,  ketika ia sadar akan kebesaran pribadi Yesus, ia berseru : “ Pergilah dari padaku, sebab aku orang yang berdosa”.  Demikian perasaan tiap-tiap orang di hadapan Allah : manusia tidak tahan terhadap kekudusan Allah.(Bdk Juga Doa SALAM MARIA…status kita pendosa)
    Hal ini juga berlaku bagi kita yang telah dibabtis. Kehidupan baru yang diterima dalam Babtisan/ Inisiasi Kristen tidak menghilangkan kerapuhan dan kelemahan kodrat manusiawi, dan juga  tidak menghilangkan kecenderungan kepada dosa, yang dinamakan concupiscentia. Rasul Yohanes mengatakan : “Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa,maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada pada kita” (I Yoh 1:8). Kecenderungan dosa tinggal di dalam diri orang dibabtis, supaya dengan bantuan rahmat Kristus mereka membuktikan kekuatan mereka dalam perjuangan hidup Kristen (KGK,1426). Dengan demikian dengan sak. Tobat kita dipanggil kembali untuk menikmati rahnat Allah yang telah kita terima dalam babtis.

     Dipanggil untuk bertobat
    Kita tidak mempunyai kekuasaan untuk menyucikan diri kita terhadap dosa ( I Yoh 2:2). Yesus Kristus  yang suci, Ia itulah pokok perdamaian bagi dosa-dosa kita, dan bukan lagi dosa-dosa kita saja, melainkan dosa-dosa seluruh dunia. (I Yoh 2:2)
    Dosa itu merusak cinta kasih kita kepada Allah. Dosa tidak bisa  merusak cinta kasih Allah kepada kita. Allah mengundang kita untuk berdamai dengan NYA dalam Yesus Kriustus dan kita menjawabnya. Jawaban kita adalah karunia Allah pula.
Dengan mengaku dosa-dosa , kita menjawab atas terang rahmat Allah. Bukan berarti berlari kepada Allah atas kekuatan kita sendiri melainkan, jawaban kita sudah lebih dahulu disediakan oleh Yesus Kristus dalam umatNya.
Kalau kita mengaku dosa maka Kita ditarik oleh Yesus Kristus dalam daerah kasih Allah, sebab itu pengakuan dosa diliputi suasana bahagia dan sukacita. Kita berlari ke tangan Bapa yang memeluk kita, kepada Bapa yang sudah menantikan dari jauh kedatangan kita ( Luk 15:20)
Yesus Kristus sendiri adalah perantara kita kepada Bapa, sebab itu Yohanes melanjutkan lagi : “ Dan kalau seorang melakukan dosa maka ada pengantara (pembela) kita Pada Bapa : Yesus Kristus yang suci”. Dan sebagai syaratnya Yohanes menerangkan : “Kalau kita mengaku dosa-dosa kita, maka Dia yang adalah setia dan suci, akan mengampuni dosa-dosa kita dan akan menyucikan kita dari tiap-tiap kecemaran” (I Yoh 1:8-10,2:1).

     Unsur-unsur Pokok dalam Upacara Pengakuan
a.    Pertobatan, yaitu kesadaran batin bahwa kita terasing dari Allah dan sesama. Kita menyesali sikap demikian dan membulatkan tekad untuk memulihkan hubungan itu dalam kasih.
b.    Pengakuan. Mengaku dosa kepada imam merupakan unsur hakiki dari sakramen ini. Juga , pengakuan dosa kepada orang lain merupakan pengalaman yang membebaskan dan memampukan kita  untuk berdamai dengan sesama.  Lewat pengakuan dosa :
♣    Kita memulihkan keadaan moral kita
♣    Mempertanggungjawabkan perbuatan kita
♣    Membuka diri kita kembali kepada Allah dan membuka  kemungkinan baru bagi masa depan yang lebih baik.
Kita wajib mengakukan dosa-dosa berat yang telah kita lakukan.  Meskipun tidak diwajibkan kita  dianjurkan oleh Gereja untuk mengakukan dosa-dosa ringan  untuk membantu kita membentuk suara hati, berperang melawan kecenderungan2 jahat, dan bertumbuh dalam kehidupan rohani,  kehidupan  penuh rahmat.
c.    Penitensi. Merupakan lambang perubahan sikap moral dan perbuatan kita. Ini merupakan tanda permulaan baru dalam kehidupan moral dan spiritual. Penitensi sebagai denda dosa dapat berupa : doa, derma. Karya amal, pelayanan pada sesama, pantang sukarela, kesabaran memikul salib. Imam juga meminta penitent untuk mengucapkan doa tobat.
d.    Absolusi. Bapa Pengakuan  mengajak peniten untuk berdoa bersama. Bapa Pengakuan mengucapkan doa Absolusi :
“ Allah Bapa  Yang Mahamurah,telah mendamaikan dunia dengan diriNya dalam wafat dan kebangkitan PutraNya. Ia telah mencurahkan Roh Kudus demi pengampunan dosa. Dan berkat pelayanan Gereja, Ia melimpahkan pengampunan dan damai kepada orang yang bertobat. Maka saya melepaskan saudara dari dosa-dosa saudara: Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”.

     Buah-Buah Sakramen Tobat
Buah-buah rohani dari sakramen Tobat adalah :   Perdamaian dengan Allah, yang olehnya pendosa mendapat kembali rahmat ; Perdamaian dengan Gereja ;  Pembebasan dari siksa abadi, yang orang terima karena dosa berat; pembebasan paling sedikit sebagian dari siksa sementara, yang diakibatkan oleh dosa ;  Perdamaian dan ketenangan hati nurani dan hiburan rohani ;  Pertumbuhan kekuatan Rohani untuk perjuanagn Kristen.

Usulan bacaan : Lukas 15 : 11- 32
Refleksi :
♣    Bagaimana selama ini pandangan kita sdengan sak Tobat ? sejauh mana kita melakukannya ?
♣    Apa tindakan kita selanjutnya ?

B.     SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT

“Kalau ada seorang diantara kamu yang sakit, hendaklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia dan mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yak 5:14-16)

Penyakit dan sengsara sejak dahulu kala termasuk pencobaan yang paling berat dalam kehidupan manusia. Di dalam penyakit manusia  mengalami ketidakmampuan, keterbatasan dan kefanaannya. Setiap penyakit dapat mengingatkan kita akan kematian.
Penyakit dapat menyebabkan rasa takut, sikap menutup diri, malahan kadang-kadang putus asa dan pemberontakan kepada Allah. Tetapi ia juga dapat membuat manusia lebih matang, dapat membuka matanya terhadap apa yang tidak penting dalam kehidupannya, sehingga ia berpaling ke hal-hal yang penting. Sering kali penyakit membuat orang mencari Allah dan kembali kepadaNya (KGK 1500-1501)

Penyakit dalam Perjanjian Lama terutama di lihat dari sudut Hukuman karena dosa. Namun bertentangan derngan itu, dalam penderitaan, Allah sendiri adalah pokok keselamatan, yang menyembuhkan. Nabi-nabi menjelaskan, penderitaan tidak selalu ada hubungannya dengan dosa penderita, melainkan bahwa baginya adalah suatu pencobaan, suatu pemurnian, seperti emas dalam dapur api.
    Salah satu tanda datangnya Kerajaan Allah adalah Yesus menjadi pusat kesembuhan bagi orang sakit dan cacat. Dalam Injil dilukiskan orang Buta melihat, orang Tuli mendengar, orang bisu berbicara, orang kusta ditahirkan. Semua kesembuhan itu adalah tanda  keselamatan yang lebih mendalam : pengampunan dosa. Dalam penyembuhan itu dirasakan kekuatan Tuhan, “ sehingga semua penderita penyakit, berdesak-desakkan kepadaNya hendak menjamah jubahNya” (Mrk 3:10) Para murid diutus untuk memberitakan pertobatan , mengusir setan dan mengoles dengan minyak bagi si sakit (Mrk 6:13). Sesudah bangkit Yesus memberi tugas para murid untuk meletakkan tangan bagi orang sakit dan mereka akan sembuh ( Mrk 16:18)

     Apa itu ?
Sakramen Pengurapan Orang Sakit diberikan kepada mereka yang keadaan kesehatannnya sangat terancam, dengan mengurapi mereka di dahi dan di tangan dengan  minyak zaitun yang telah diberkati sesuai dengan peraturan, atau sesuai dengan keadaan, dengan minyak nabati lain yang diberkati sesuai dengan peraturan sambil mengucapkan doa :
“Semoga karena pengurapan suci ini Allah yang maharahim menolong saudara dengan rahmat Roh Kudus. Semoga Tuhan membebaskan saudara dari dosa dan membangunkan saudara di dalam rahmatNya (KGK,1513)
Sakramen Pengurapan Orang sakit menandai kedatangan Tuhan untuk mendampingi dan menghibur si sakit keras atau si sakit lanjut usia yang sudah dibabtis.

Tujuan sakramen Pengurapan Orang sakit untuk memberi Penghiburan kepada yang sakit dan membantu mereka  mendamaikan diri dengan Allah dan Gereja. Juga agar memiliki keteguhan iman, sikap iman yang positif dan menolong dalam penyembuhan fisik, mental dan rohani.

     Buah-Buah Rohani
Buah-buah Rahmat khusus dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit
♣    Persatuan orang sakit dengan sengsara Kristus demi keselamatannya sendiri dan keselamatan Gereja ;
♣    Penghiburan, perdamaian dan keberanian untuk menderita secara Kristen, sengsara yang ditimbulkan oleh penayakit atau usia lanjut ;
♣    Pengampunan dosa, apabila yang sakit tidak dapat menerimanya melalui sakramen Tobat ;
♣    Penyembuhan , kalau ini berguna bagi keselamatan jiwa ;
♣    Persiapan utuk peralihan ke hidup abadi.

Refleksi :
    Bagaimana pandangan kita dengan Sakramen Pengurapan Orang sakit ?