Selasa, 27 Agustus 2013

RENUNGAN HARIAN AGUSTUS 2013

Kamis, 1 Agustus 2013
Mat. 13:47-53 –Pw.S. Alfonsus Maria de Liguori
Kita dipanggil untuk menghasilan buah-buah yang baik dalam kehidupan kita sehari-hari. St. Alfonsus de Liguori telah menunjukkan itu dalam hidupnya. Ia mendirikan sebuah tarekat religius [CSsR] yang bekerja untuk penyelamatan jiwa-jiwa yang terbuang.
Jumat, 2 Agustus 2013
Mat.13:54-58
Seorang beriman hendaknya memiliki kerendahan hati untuk dapat menerima kebenaran obyektif sebagai karya Allah entah siapa pun orangnya. Bisa jadi Allah berkarya melalui anak kita, murid kita, sahabat dekat kita, juga melalui orang-orang yang kurang kita sukai.
Sabtu, 3 Agustus 2013

Mat.14:1-12
Yohanes adalah tipe orang yang bebas merdeka secara batin. Yohanes rela mati demi kebenaran, kiranya kita pun diajak untuk tidak takut kepada mereka yang dapat membinasakan badan. Kita diajak takut akan Allah, yang dapat membinasakan jiwa.
Senin, 5 Agustus 2013
Mat.14:13-21
Kapankah manusia merasa kecukupan? Para murid mengeluh kepada Yesus kalau mereka hanya memiliki lima buah roti dan dua ekor ikan. Sakramen Ekaristi meminta kita menjadi pengikut Kristus yang memberi, yang diberkati, agar bisa dipecah-pecahkan dan dibagi-bagikan.
Selasa, 6 Agustus 2013
Luk 9:28b-36 –Pesta Yesus Menampakkan KemuliaanNya
Hari ini, tiga rasul mengalami suasana surgawi berupa transfigurasi Yesus di atas gunung. Yesus menampakkan kemuliaanNya di hadapan mereka. Mereka makin takjub tatkala mendengar suara dari surga, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Allah Bapa meminta para rasul untuk mendengarkan Yesus.
Rabu, 7 Agustus
Mat.15:21-28
Perempuan kanaan, walaupun berasal dari kalangan kafir, percaya dan berharap Yesus mau menyembuhkan anaknya. Sikap ulet dan ngotot perempuan Kanaan menuai pujian dari Yesus. Ternyata beriman menuntut suatu sikap hidup yang konsisten serta tidak mudah menyerah pada keadaan. Bermodalkan Iman, Tuhan tidak mungkin mengecewakan kita.
Kamis, 8 Agustus 2013
Mat.16:13-23 –Pw.S. Dominikus,Im
Iman akan Yesus merupakan landasan paling pokok dalam kemuridan, yang akan mendasari seluruh dinamika kehidupan kita. “Menurutmu, siapakah Aku?” Pertanyaan ini mengajak kita untuk menyadari iman kita. Benarkah Yesus menjadi Putra Allah bagi kita? Jawaban kita adalah pernyataan iman yang menuntut pertanggungjawaban dari kita.
Jumat, 9 Agustus 2013
Mat.16:24-28
Injil hari ini Yesus mengemukakan tiga syarat untuk menjadi sahabtnya.1.Menyangkal diri= tidak untuk diri sendiri, ya untuk Tuhan ;2. Memikul Salib=rela berkorban demi kepentingan Yesus dan KerajaanNya; 3.Mengikuti Yesus=menyerahkan diri pada Yesus dalam ketaatan yang sempurna.
Sabtu, 10 Agustus 2013
Yoh 12:24-26 –Pesta S.Laurensius,Diakon&Mrt
Pengorbanan merupakan perwujudan iman yang tertinggi. Yesus mengumpamakan diriNya dengan biji gandum yang jatuh dan mati. Tapi justru kematianNya membawa kehidupan bagi banyak orang. Pengorbanan akan membawa kehidupan yang lebih baik. St. Laurensius rela mati demi iman kepada Yesus. Bagaimana dengan kita?
Senin, 12 Agustus 2013
Mat.17:22-27
Yesus membayar bea bagi Bait Allah. Yesus mau mengajarkan kepada para pengikutNya agar dalam hidup bersama tetaplah harus ditaati norma-norma umum yang berlaku. Kita perlu belajar dari Yesus yang selalu bertindak bijaksana agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Mari mewujdkan kasih tanpa menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Selasa, 13 Agustus 2013
Mat 18:1-5.10.12-14
Anak kecil sering dipakai oleh Yesus untuk menjelaskan sikap kepercayaan dan pasrah penuh cinta kepada Tuhan. Sikap anak yang polos,tulus, dan terbuka bagi masa depan adalah sikap yang diharapkan berkembang dalam keluarga Allah. Bagi Yesus, orang yang terbesar adalah dia yang mau bertobat dan menjadi seperti anak kecil.
Rabu, 14 Agustus
Mat.18:15-20 –Pw.S.Maximilianus Maria Kolbe, ImMrt
Injil hari ini, benar-benar menguatkan kita akan penyertaan Allah dalam sebuah keluarga. Allah sendiri yang menjadi dasar dari sebuah keluarga. Keluarga adalah tempat dua atau lebih orang berkumpul dalam membangun komitmen hidup, tempat yang menjadi sumber kekuatan. Semoga Tuhan selalu dihadirkan dalam keluarga kita.
Kamis, 15 Agustus 2013
Mat.18:21-19:1 
Mengampuni adalah syarat terpenting seseorang mengalami ‘Firdaus’/kebahagiaan. Karena hanya dengan mengampuni seseorang akan mengalami ‘kebebasan’ untuk bersikap dan bertindak. Hal ini yang digambarkan Yesus dalam Injil hari ini. Orang beriman diminta untuk melanjutkan pengampunan Allah kepada sesamanya.
Jumat, 16 Agustus 2013
Mat.19:3-12
Hidup keluarga mengandung nilai-nilai luhur dan suci. Suami-istri dipanggil untuk menghayati kehadiran Allah sendiri dalam rumah tangga mereka. Oleh sebab itu, tidak ada alasan suami menceraikan istri atau sebaliknya seberat apapun masalahnya. Hubungan suami isteri harus mencerminkan kasih setia Allah, yang terwujud dalam keluarga.
Sabtu, 17 Agustus 2013 - HR Kemerdekaan RI
Mat 22:15-21
Orang beriman tidak perlu ragu untuk menjalankan kewajibannya sebagai warga negara yang baik kepada pemerintah. Namun,dia juga tidak boleh bimbang untuk menomorsatukan iman dan pengabdiannya kepada Allah. Karena hanya Dialah yang menjadi jaminan hidupnya.
Senin, 19 Agustus 2013
Mat.19:16-22
Yesus menghendaki agar para muridNya mengikuti Dia dengan sepenuh hati, budi dan kekuatan. Sebab sikap setengah-setengah tidak akan mencukupi untuk mengikuti Dia dalam perjuangan untuk memenuhi kehendak Allah. Pikiran dan hati kita hendaknya selalu terarah kepada Allah.
Selasa, 20 Agustus 2013
Mat 19:23-30 –Pw.S.Bernardus,Abas,PujG
Lewat Injil hari ini Yesus menyadarkan para muridNya tentang apa yang harus menjadi prioritas orang beriman, yakni Kerajaan Allah. Orang tidak boleh kehilangan arah dan perjuangan hidupnya, karena silau oleh kekayaan. Memiliki harta bukanlah dosa. Bagaimana menyikapinya itulah yang bisa membuat kita terjerumus dalam dosa.
Rabu, 21 Agustus
Mat.20:1-16a –Pw.S.Pius X, Paus
Perumpamaan ttg pemilik tanah yg mencari pekerja bagi kebun anggurnya, memberi gambaran bahwa kasih Allah tidak ditentuka oleh prestasi dan waktu yang tersedia bagi manusia, melainkan rahmat yang dianugerahkan secara cuma-cuma. Terhadap orang yang iri hati Yesus mengingatkan bahwa hidup ini adalah anugerah Tuhan. Maka sikap iri hati sebenarnya sikap orang yang tidak menyadari anugerah itu.
Kamis, 22 Agustus 2013
Mat.22:1-14 –Pw.SP.Maria, Ratu
Dalam menanggapi undangan Allah, kita dituntut untuk “berpakaian pesta”. Berpakaian pesta menurut St.Paulus yaitu, belas kasih, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran, serta yang paling penting dari semuanya adalah kasih. Itulah “pakaian pesta” yang hendak selalu kita kenakan.
Jumat, 23 Agustus 2013
Mat.22:34-40
Yesus mengundang kita untuk hidup dalam kasih. Kasih membuat beban kita yang berat menjadi ringan. Melalui kasih yang kita taburkan, kita ikut berperan serta menjadikan dunia ini, menjadi tempat yang lebih baik, lebih indah dan lebih manusiawi. Tanpa kasih semua aturan akan menjadi beban yang berat bagi kita.
Sabtu, 24 Agustus 2013 –Pesta S.Bartolomeus,Rsl
Yoh 1:45-51
Perjumpaan Natanael dengan Yesus sungguh membarui hidupnya. Tanpa ragu ia mengungkapkan imannya kepada Yesus. Iman Natanael bertumbuh dari keraguan kepada pengakuan akan Mesias karena keterbukaannya terhadap kebenaran yang disampaikan Yesus. Bagaimana dengan kita?
Senin, 26 Agustus 2013
Mat.23:13-22
Dalam rangkaian kegiatan gerejani yang kita lakukan-sepantasnya kita berintro-peksi dan bertanya apakah lewat tutur kata atau tingkah laku kita, kita membawa orang lain dekat kepada Tuhan atau justru kita yang menjadi penghalang / batu sandungan bagi orang lain mengalami kasih karunia Allah dalam hidup?Jangan sampai Yesus mengecam kita sebagai orang munafik!
Selasa, 27 Agustus 2013
Mat 23:23-26 –Pw.S.Monika
Yesus mengkritik praktik amal persepuluhan dalam kehidupan orang Yahudi. Orang kerap kali sudah merasa berbuat banyak bila orang sudah menepati aturan dan hukum. Padahal, yang menyelamatkan bukan aturan, melainkan kasih dan keadilan yang kita lakukan pada sesama.
Rabu, 28 Agustus
Mat 23:27-32 –Pw.S.Agustinus,UskPujG
Yesus mengkritik cara hidup ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka menutup kebusukan mereka dengan penampilan luar yang nampak indah. St. Agustinus menjadi contoh dalam hal kejujuran hidup. Ia tidak munafik. Ia mengakui masa lalunya dalam buku Confessiones. Ia lalu bertobat dan hidup dalam kasih Allah.
Kamis, 29 Agustus 2013
Mrk 6:17-29 –Pw.Wafatnya S. Yoh.Pembabtis, Mrt
Iman dan kemartiran hampir selalu berjalan berdampingan. Iman membutuhkan pengorbanan dalam perwujudannya. Yohanes Pembabtis menjadi korban ambisi dan kekuasaaan Herodes. Namun, kita tetap perlu mengingat bahwa kejahatan hanya bisa dikalahkan oleh kebaikan.
Jumat, 30 Agustus 2013
Mat.25:1-13
Tuhan datang pada saat tidak kita duga. Berjaga-jaga dengan bijaksana adalah cara yang baik untuk menantikan kedatanganNya. Hidup orang beriman selalu ditantang untuk siap siaga menghadapi kejutan. Dalam kasih sejati, kejutana adalah suatu kegembiraan, namun bagi orang yang tidak memiliki iman dan kasih, kejutan merupakan malapetaka.
Sabtu, 31 Agustus 2013
Mat.25:14-30
Tuhan memberikan talenta kepada kita. Mengembangkan talenta selayaknya dilihat sebagai kesempatan untuk memuliakan Sang Pemberi talenta dan demi kebaikan bersama bukan sebagai kesempatan menonjolkan diri.
Matius menyadarkan bahwa kalau kita hidup berarti kita masih harus tumbuh dan berkembang. Maka, kita diajak mengembangkan hidup agar orang lain dapat menerima berkat Allah melalui kita.

Minggu, 25 Agustus 2013

HARI MINGGU BIASA XXI - 25 Agustus 2013

Yes. 66:18-21 ; Ibr. 12:5-7,11-13 ; Luk. 13:22-30

Menjadi orang kristiani memang tidak cukup hanya mendengar dan mengetahui ajaran-ajaran kristiani, tetapi juga harus melaksanakannya sungguh-sungguh. Menjadi orang kristiani yang sejati memang tidak gampang.
            Injil hari ini merupakan jawaban atas suatu persoalan: apakah orang yang diselamatkan itu hanya sedikit? “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!” Inilah jawaban Yesus yang sangat jelas menyatakan bahwa hidup ini adalah suatu perjuangan. Berjuang lebih keras karena pintu itu sangat sempit. Kita diberikan waktu untuk diisi dengan perjuangan dan kerja keras. Waktu adalah sungguh anugerah yang indah dan berharga dalam hidup dan tidak selayaknya disia-siakan.
            Surat baptis bukanlah tiket gratis masuk dalam pintu keselamatan. Mengikuti Ekaristi tiap minggu atau pun tiap hati tidak menjadi jaminan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Usaha, kerja keras, dan komitmen pribadi yang tidak kenal lelah merupakan persyaratan utama untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Keselamatan Allah menuntut kerja keras [askese]. Pada akhirnya yang terpenting adalah apakah Tuhan mengenal kita saat kita mengetuk pintu keselamatan. Bagaimana dia mengenal kita? Dalam pengadilan terakhir Yesus ternyata mengidentikkan diri-Nya dengan orang-orang kecil dan tertindas. Dan Dia mengenal kita dalam bagaimana kita memperlakukan orang-orang kecil dan sahabat-sahabat-Nya itu.

            Bisa jadi kita merasa bahwa tidak mungkin kita bisa melewati pintu yang sempit, tetapi semuanya mungkin bagi Allah. Tidak ada hal yang mustahil bagiNya. Manusia hanya perlu berusaha dan berjuang dengan sungguh-sungguh dan Allah akan menggenapi semua itu . inilah kerjasama antara Allah dan manusia untuk keselamatan. Bisakah hidup beriman di zaman ini terlepas dengan kehidupan nyata. Tidak bisa demikian! Hidup beriman menyatu dengan hidup konkret. Maka usaha untuk hidup yang benar di hadapan Allah melalui pintu yang sempit memiliki makna berjuang, usaha yang tanpa kenal lelah meski sulit. Semoga Tuhan menguatkan kita untuk beriman dan hidup dalam iman yang benar.

HARI MINGGU BIASA III ; Minggu, 27 Januari 2013


Neh.8:3-5a.6-7.9-11 ; 1Kor. 12:12-30 ; Luk. 1:1-4;4:14-21

Injil hari ini, Yesus menyatakan misi kedatangan-Nya dengan jelas, antara lain: menyampaikan kabar baik kepada orang miskin dan pembebasan bagi orang tertindas. Keberpihakan Yesus pada kelompok yang miskin, tersisih, hendaknya menjadi keberpihakan kita semua.
Yesus adalah kebenaran sejati. Kisah hidupnya bukan isapan jempol atau dongeng belaka. Namun, dewasa ini, iblis – lewat antek-anteknya di dunia ini – giat meyakinkan orang bahwa tokoh Yesus itu hanya dongeng belaka dan dengan berbagai macam cara, ia berusaha memutarbalikkan fakta.
          Santo Lukas dalam Injilnya mengatakan bahwa Yesus itu sungguh seorang tokoh sejarah dan sekaligus Putera Allah yang hidup. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa fakta ini : Pertama, Karya-karya dan mukjizat yang dilakukan-Nya, seperti meyembuhkan orang-orang sakit, memelekkan mata orang buta, membangkitkan orang mati, dll. Dari antara mukjizat ini yang terbesar adalah kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Kedua, Karya-karya Yesus itu hingga hari ini masih dilakukan oleh para murid-Nya yang meneruskan pewartaan Yesus dengan kuasa dan seringkali juga disertai dengan tanda-tanda. Ketiga, Tak terbilang orang yang percaya kepada-Nya telah menikmati buah-buah kebaikan. Bahkan jutaan orang rela mati demi Dia yang mereka yakini sebagai kebenaran.

          Ini semua menunjukkan bahwa Yesus adalah Putera Allah, Penyelamat kita. Iman akan Yesus menentukan hidup dan mati kita:”Barangsiapa percaya kepada-Nya akan memperoleh hidup yang kekal dan siapa yang tidak percaya akan dihukum”(bdk.Mrk 16:16).

HARI MINGGU BIASA II [20 Jan 2013]


Yes 62:1-5 ; 1Kor 12:4-11 ; Yoh. 2:1-11

Dalam perikop Injil hari ini ada tiga hal yang penting yang perlu kita renungkan lebih mendalam : Pertama, Kehadiran Yesus dalam perjamuan nikah itu menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh menghargai perkawinan manusia. Perkawinan ini benar-benar dikehendaki oleh Allah hubungan seks antara suami dan isteri sesuatu yang kudus bia dilakukan dalam cinta. Kalau itu hanya dilakukan karena hawa nafsu menjadi keliru, apalagi kalau dilakukan diluar nikah. Itu sumber segala malapetaka. Bagi suami isteri mintalah rahmat kesetiaan. Sebab, Allah tidak pernah memerintahkan sesuatu yang mustahil. Nyatanya cukup banyak suami isteri yang hidup setia sampai mati.
Kedua, Kehadiran Bunda Maria merupakan bukti perhatiannya terhadap kebutuhan manusiawi, sekaligus mengungkapkan perhatian Allah kepada manusia. Oleh karena itu doa-doa kita kepada Tuhan harus disertai kepercayaan yang besar akan kebaikan dan perhatian-Nya :”BapaMu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya” [Mat.6 :8].
Ketiga, Yesus mengabulkan permintaan Bunda-Nya walau “waktu”-Nya belum tiba. Betapa besar pengaruh Bunda Maria! Karena Bunda Maria dalah putri yang paling disayangi Bapa. Ia adalah “masterpiece” karya rahmat Allah. Maka, Allah seringkali mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan melalui Bunda Maria untuk menunjukkan betapa Ia berkenan kepada Bunda Maria. Maria tidak mendesak atau memaksa Yesus. Ia bahkan tidak meminta, hanya memberitahu situasi yang dialami : “Mereka kehabisan anggur!”. Maria tahu, dengan menyampaikan situasi apa adanya, Yesus akan berbuat sesuatu. Dan itulah yang terjadi.

Maria mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak perlu memaksa Tuhan. Tuhan pasti akan berbuat sesuatu. Kita cukup menyampaikan situasi yang kita alami, seperti dilakukan Maria kepada Yesus.