Dalam tradisi Gereja Katolik, ada tiga hari kelahiran tokoh iman
yang dirayakan. Pertama, kelahiran Yesus Kristus (25 Desember), kelahiran St.
Yohanes Pembaptis (24 Juni) dan kelahiran St. Perawan Maria (8 September).
Khusus kelahiran Yesus Kristus, Gereja menempatkannya sebagai Hari Raya (Natal).
Sedangkan untuk St. Yohanes Pembaptis dan Santa Perawan Maria ditempatkan pada
tingkatan “Pesta” . Pesta kelahiran St. Perawan Maria
menjadi salah satu pesta penting dalam sejarah keselamatan. Kaitan logisnya,
justru karena Santa Perawan Maria lahir, maka ini menjadi tahap bahwa kelahiran
Sang Juruselamat. Yesus Kristus pun, kian dekat. Karena Santa Perawan Maria-lah
yang akan dipilih Allah untuk mengandung dan melahirkan Yesus Kristus. Pesta
kelahiran St. Perawan Maria menjadi penting justru dalam kaitannya dengan
kelahiran, kehidupan dan karya penebusan Yesus Kristus. Dalam tradisi Gereja
Katolik, ditempatkan juga pesta Maria dikandung tanpa noda dosa (8 Desember).
Dengan logika itu, maka pesta kelahirannya ditempatkan pada tanggal 8 September.
Tentang tanggal persis seseorang mulai dikandung dan dilahirkan memang tidak
terlalu penting untuk didiskusikan.
Pokok penting dari pesta kelahiran St. Perawan Maria adalah bahwa
Allah sendiri telah mempersiapkan “tabut perjanjian” yang akan melahirkan Yesus
Kristus, Putera-Nya ke dunia. Pesta ini sudah dirayakan oleh Gereja Timur sejak
abad ke-6 Masehi. Gereja Katolik menempatkannya secara istimewa juga sebagai
bagian dari penghayatan iman akan sejarah keselamatan yang dikerjakan Allah
dalam diri Yesus Kristus.
Santa Perawan Maria lahir dari pasangan suami-istri Yoakim-Anna.
Gereja Katolik menempatkan perhatian khusus peringatan penuh hormat kepada
Santa Anna dan Santo Yoakim sejak Paus Gregorius XIII, pada tahun 1584. Bersama
kedua orang tuanya, Santa Perawan Maria memang masuk dalam garis keturunan Raja
Daud.
Sekali lagi, pesta kelahiran St. Perawan Maria penting bagi umat
Katolik dalam rangka persiapan sejarah keselamatan dalam diri Yesus Kristus
yang dikandung dan dilahirkan oleh St. Perawan Maria.