Minggu, 12 Februari 2012

Minggu Palma


Pekan Suci mulai pada Minggu Palma, yang menghubungkan perayaan kemenangan Kristus Raja dengan pewartaan penderitaan-Nya. Pengaitan kedua aspek misteri Paskah ini harus menjadi jelas dalam perayaan dan katekese. (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis art. 28)

Sejak dahulu kala masuknya Kristus ke Yerusalem diperingati dalam prosesi meriah. Dengan ini kaum kristiani menjalani peristiwa ini dan menyertai Tuhan, seperti anak-anak Ibrani yang menyongsong-Nya dan menyerukan "Hosana". Dalam setiap gereja hanya boleh diadakan satu kali prosesi, sebelum Misa, yang dihadiri kebanyakan kaum beriman; boleh juga Misa sore, Sabtu atau Minggu. Kaum beriman berkumpul dalam gereja samping atau di tempat lain yang pantas di luar gereja, yang menjadi tujuan prosesi, dan membawa ranting palma atau ranting lain dan mendahului umat. Ranting-ranting itu diberkati untuk dibawa dalam prosesi. Kaum beriman dapat menyimpan ranting-ranting itu di rumah; mereka diingatkan akan kemenangan Kristus yang mereka rayakan dalam prosesi Palma. Para gembala janganlah mengabaikan apa pun untuk mempersiapkan prosesi demi penghormatan Kristus Raja, dan merayakannya agar juga menghasilkan buah rohani dalam kehidupan kaum beriman. (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis art. 29)

Untuk perayaan masuknya Kristus ke Yerusalem di samping prosesi meriah yang telah dilukiskan di atas, dalam Buku Misa disediakan dua bentuk lain, yang dapat dipakai bila prosesi karena aneka alasan tidak mungkin; tetapi jangan dipakai karena memilih kemudahan. Bentuk kedua ialah masuk meriah, bila tak dapat dilaksanakan prosesi di luar gereja. Bentuk ketiga ialah masuk biasa, yang diadakan dalam semua Misa Minggu ini, yang tidak didahului masuk meriah. (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis art. 30)

Di mana tidak dapat diadakan Misa, dianjurkan untuk pada petang sebelumnya atau pada saat yang pantas pada hari Minggu mengadakan perayaan Sabda dengan tema masuknya Kristus sebagai Almasih dan penderitaan-Nya36. (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis art. 31)

Selama prosesi hendaknya dinyanyikan oleh paduan suara dan umat nyanyian yang disediakan dalam Buku Misa seperti Mazmur 24 (23) dan 47 (46), atau nyanyian lain untuk menghormati Kristus Raja. (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis art. 32)

Kisah sengsara Tuhan dibawakan dengan meriah. Dianjurkan untuk membacakan atau menyanyikannya secara tradisional oleh tiga orang, yang mengambil alih peran Kristus, Penginjil dan umat. Harus dibawakan oleh para Diakon atau imam, atau, bila tidak ada, oleh lektor; dalam hal ini peran Kristus dikhususkan bagi imam. Pada pewartaan kisah sengsara ini tidak dinyalakan lilin; dupa, salam bagi umat dan penandaan buku tidak diadakan; hanya para diakon sebelumnya mohon berkat imam, seperti pada Injil37. Karena manfaat rohani kaum beriman kisah sengsara dibawakan seutuhnya dan bacaan-bacaan sebelumnya tak boleh dilewati. (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis art. 33)

Setelah pembacaan kisah sengsara harus diadakan homili. (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis art. 34)

Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Perayaan Paskah dan Persiapannya. Seri Dokumen Gerejawi no 71. Diterbitkan oleh Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar