Minggu, 25 Agustus 2013

HARI MINGGU BIASA II [20 Jan 2013]


Yes 62:1-5 ; 1Kor 12:4-11 ; Yoh. 2:1-11

Dalam perikop Injil hari ini ada tiga hal yang penting yang perlu kita renungkan lebih mendalam : Pertama, Kehadiran Yesus dalam perjamuan nikah itu menunjukkan bahwa Yesus sungguh-sungguh menghargai perkawinan manusia. Perkawinan ini benar-benar dikehendaki oleh Allah hubungan seks antara suami dan isteri sesuatu yang kudus bia dilakukan dalam cinta. Kalau itu hanya dilakukan karena hawa nafsu menjadi keliru, apalagi kalau dilakukan diluar nikah. Itu sumber segala malapetaka. Bagi suami isteri mintalah rahmat kesetiaan. Sebab, Allah tidak pernah memerintahkan sesuatu yang mustahil. Nyatanya cukup banyak suami isteri yang hidup setia sampai mati.
Kedua, Kehadiran Bunda Maria merupakan bukti perhatiannya terhadap kebutuhan manusiawi, sekaligus mengungkapkan perhatian Allah kepada manusia. Oleh karena itu doa-doa kita kepada Tuhan harus disertai kepercayaan yang besar akan kebaikan dan perhatian-Nya :”BapaMu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya” [Mat.6 :8].
Ketiga, Yesus mengabulkan permintaan Bunda-Nya walau “waktu”-Nya belum tiba. Betapa besar pengaruh Bunda Maria! Karena Bunda Maria dalah putri yang paling disayangi Bapa. Ia adalah “masterpiece” karya rahmat Allah. Maka, Allah seringkali mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan melalui Bunda Maria untuk menunjukkan betapa Ia berkenan kepada Bunda Maria. Maria tidak mendesak atau memaksa Yesus. Ia bahkan tidak meminta, hanya memberitahu situasi yang dialami : “Mereka kehabisan anggur!”. Maria tahu, dengan menyampaikan situasi apa adanya, Yesus akan berbuat sesuatu. Dan itulah yang terjadi.

Maria mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak perlu memaksa Tuhan. Tuhan pasti akan berbuat sesuatu. Kita cukup menyampaikan situasi yang kita alami, seperti dilakukan Maria kepada Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar